Anak SD saja tahu kalau Bumi itu berotasi pada porosnya sekali dalam 24 jam. Namun, rupanya waktu tersebut tidak selalu persis sama.
Misalnya, rotasi Bumi mengalami perlambatan hingga panjang satu harinya bertambah hingga 1,8 milidetik per abad apabila direratakan.
Sehingga, bisa dikatakan kalau sekitar 600 juta tahun lalu, satu hari di Bumi hanya berkisar 21 jam saja loh.
Mengutip dari BBC, panjang satu hari pada planet yang kita tinggali ini dapat bervariasi tergantung dengan sejumlah faktor seperti aktivitas cuaca, seismik, medan magnet Bumi, distribusi massa di planet, hingga pengaruh Matahari dan Bulan.
Namun, pada tahun 2020 ini ilmuwan mendapati kalau sekarang si planet Biru ini rotasinya tidak melambat lagi. Namun, malah bertambah cepat. Bahkan juga porosnya sudah mulai bergeser.
Disebutkan kalau perputaran Bumi bahkan lebih cepat dibandingkan pada catatan waktu manapun dalam 50 tahun terakhir.
Ilmuwan juga belum bisa memastikan kalau apa yang menjadi sebab rotasi Bumi bisa berputar lebih cepat.
Ada teori yang menyebutkan kalau fenomena ini terjadi lantaran gletser yang sudah banyak mencair pada abad ke-20, alias teori ini mengaitkan dengan akumulasi kuantitas air di Bumi.
Meski begitu, para pakar memprediksi jika bertambahnya kecepatan rotasi Bumi itu cuma berlangsung hanya untuk sementara saja atau tidak terus-menerus.
Sehingga, bisa dipastikan kalau kecepatan rotasi Bumi akan kembali normal atau melambat di masa depan nanti.
Namun, pertanyaan adalah apakah ada dampak bahaya terkait dengan bertambahnya kecepatan rotasi, khususnya bagi umat manusia?
Jawabannya, tidak ada. Para ilmuwan sepakat tidak adanya bahaya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, memang kemungkinan akan ada dampak negatifnya.
"Bisa saja ada implikasi serius untuk teknologi seperti satelit GPS, smartphone, komputer dan jaringan komunikasi, yang semuanya bergantung pada sistem waktu yang sangat akurat. Akan tetapi masalah tersebut biasanya dapat teratasi, mungkin mengatur detik," tulis BBC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar